Arsip untuk Maret, 2008

Ujian Akhir Nasional

UlanganSalah satu kelebihan yang dimiliki oleh lembaga bimbingan belajar adalah para siswa banyak berlatih memecahkan soal-soal dengan cepat. Kita dihadapkan pada soal-soal yang harus dijawab dan dipecahkan dengan tepat. Dengan sering kita berlatih maka kita terbiasa dan terlatih, sehingga tidak cemas atau grogi dalam menghadapi soal (ujian). Lanjutkan membaca ‘Ujian Akhir Nasional’

Hari Raya Paska

SaliBHanya cahaya iman dapat mendorong kita untuk menyerahkan diri atau dibuktikan. Kalau menyerahkan diri kepada-Nya, maka kita menyerahkan diri kepada Yesus yang hidup. Kita akan minum dari atas kita pada hari ini. Kita akan disinari oleh cahaya Yesus, yang dilambangkan cahaya lilin Paska, yang akan bernyala selama waktu Paska ini. Lanjutkan membaca ‘Hari Raya Paska’

Cara Meningkatkan Daya Kosentrasi

Dalam konsentrasi, kita mengumpulkan semua energi yang terpencar untuk fokus hanya kepada satu hal. Apabila kita benar – benar menguasainya, konsentrasi memiliki manfaat yang luar biasa terhadap hidup kita. Konsentrasi dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan ketenangan pikiran. Berikut adalah beberapa saran untuk meningkatkan konsentrasi.

Fokus

Konsentrasi berarti kita dapat memfokuskan pikiran kepada satu hal. Konsentrasi mencakup konsentrasi dalam tulisan dan menyelesaikan masalah. Apapun aktivitas kita, criteria yang paling penting adalah untuk fokus, konsentrasi dan atentif kepada aktifitas yang sedang berlangsung. Konsentrasi akan menjadi tidak berarti apabila kita diganggu oleh beberapa hal lain pada saat yang bersamaan. Untuk dapat berkonsentrasi, kita harus berhenti mencoba melakukan beberapa hal pada saat yang sama. Apabila Anda menulis suatu artikel, jangan memikirkan apa yang akan atasan Anda katakan kemudian. Apabila kita dapat fokus, kita akan bisa mendapatkan intensitas luar biasa yang akan membuat kita menyelesaikan tugas – tugas dengan lebih cepat.

Belajar Mengontrol Pikiran

Batu sandungan yang utama terhadap konsentrasi adalah gangguan yang tidak diinginkan yang muncul dalam pikiran kita. Gangguan ini akan menghalangi usaha kita untuk mencapai konsentrasi penuh. Solusi satu – satunya adalah belajar untuk mengontrol dan menenangkan pikiran kita. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kita tidak memiliki pilihan untuk menerima ato menolak pikiran; jangan sampai kita merasa menjadi korban dari pikiran kita sendiri. Hal kedua adalah kita harus mengawasi pikiran kita secara sadar dan mencegah diri kita agar tidak terpengaruh gangguan apapun yang dapat mempengaruhi konsentrasi kita. Pada saat kita memulai suatu project, sangatlah mudah untuk bermimpi dan kehilangan fokus. Yang kita butuhkan adalah ketekunan untuk berkonsentrasi tanpa pikiran yang mengganggu. Apabila kita memiliki keinginan itu, konsentrasi akan menjadi lebih mudah.

Praktek

Konsentrasi adalah merupakan suatu aktivitas. Tentu saja, semakin kita praktekkan dan latih, akan semakin baik pula kemampuan konsentrasi kita. Kita tentunya tidak mengharapkan untuk bisa menjadi hebat tanpa pelatihan. Sama juga halnya dengan konsentrasi. Konsentrasi adalah seperti otot tubuh, semakin kita melatihnya, maka akan semakin kuat pula jadinya. Memang tidak ada latihan khusus yang spesifik untuk konsentrasi, namun hidup memberikan begitu banyak kesempatan bagi kita untuk melatih konsentrasi. Kuncinya adalah untuk selalu mengambil kesempatan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi.

Meditasi

Meditasi, nyata dapat meningkatkan kekuatan konsentrasi. Sebenarnya pada saat kita mencoba untuk meditasi, hal penting yang harus pertama kita kuasai adalah konsentrasi. Meditasi setiap hari dapat memberikan kita kesempatan untuk melatih teknik konsentrasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkonsentrasikan pikiran kepada satu lilin atau hanya mengkonsentrasikan pernafasan. Latihan ini sangat sederhana, namun efektif.

Perubahan adalah Sama Baiknya Seperti Mendapatkan Istirahat

Konsentrasi terhadap satu hal untuk waktu yang lama sangatlah sulit. Apabila kita konsentrasi kepada satu tugas untuk satu jam, kita kemudian dapat melanjutkan hal lainnya. Perubahan aktivitas ini membuat kita mampu untuk menggunakan sifat – sifat lain. Oleh sebab itulah kita dapat mempertahankan kekuatan konsentrasi tanpa merasa lelah terhadap suatu aktvitas.

Perhatikan Kondisi Fisik

Kekuatan konsentrasi bergantung kepada kondisi fisik kita. Apabila kita merasa lelah atau kurang sehat, konsentrasi akan menjadi lebih sulit. Konsentrasi tentu saja masih dapat dilakukan, hanya saja akan menjadi lebih sulit. namun kita harus mencoba membuat hidup lebih mudah untuk diri kita sendiri; kita harus memberikan prioritas kepada kesehatan kita – cukup tidur, jaga tubuh agar tetap fit. Olahraga membantu kita untuk meningkatkan konsentrasi. Mengurangi berat badan, menjernihkan pikiran dan menciptakan dinamisme juga akan sangat membantu. Apabila Anda merasa sulit untuk berkonsentrasi, kami menyediakan solusinya; tubuh yang sehat dan olahraga dijamin akan membantu meningkatkan kekuatan konsentrasi.

Manfaat Blog Bagi Pendidikan Guru

Sampai saat ini saya tetep berharap untuk membangun jaringan blog guru. Tapi hingga detik ini belum banyak yang berminat. Banyak alasan untuk itu, mulai tidak tersedianya akses yg murah (apa lagi gartis) hingga pikiran mau nulis apa… Kalau alasan tidak tahu caranya, di blog ini sudah saya sediakan link panduan nge-blog (pakai WP.com). Saya bisa nge-blog juga karena ada kesempatan akses yg disediakan sekolah, dan saya mencoba tidak menyia-nyiakan.


Ok, dari mana bisa mengklaim bahwa guru tidak tertarik dengan blog/internet? Memang hal ini belum tentu benar secara umum. Namun kali ini saya gunakan indikasi guru di sekitar saya.

6543.jpg

Di sekolah saya tersedia akses internet yg bisa digunakan semua guru dan siswa. Untuk guru kapan saja dipersilahkan datang ke ruang komputer dan memanfaatkannya, kecuali sedang digunakan untuk belajar siswa. Nyatanya guru jangankan membuat blog, memanfaatkan akses internet saja mereka enggan. Kebanyakan alasannya tidak bisa, padahal saya sudah yakinkan asal bisa baca dan bisa ngeklik mouse sudah cukup untuk bisa mengakses internet. Jadi memang masalahnya adalah pada kemauan… yah kemauan.1321.jpg

Di daerah saya saat ini terdapat 10 sekolah yang bisa mengakses internet yang dibiayai sekolah lewat dana BOP (bantuan operasional pendidikan) termasuk sekolah tempat saya mengajar. Jumlah guru tiap sekolah rata-rata 30-an guru. Sampai dengan hari ini sependek yg saya tahu guru di sekolah lain untuk level SMA yg mulai ngeblog baru Surya Adijaya Kawung (belum ada kabar kena musibah Tenggelamnya Kapal Senopati itu) dan koleganya Pak Admo (sayang belum sempat melanjutkan nge-blognya) dan untuk guru SMP Willy Ediyanto dan istri saya (sama juga tidak sempat posting, sibuk diminta memberi pelajaran tambahan di sekolahnya) . Beberapa yg lainnya saya tanya kenapa gak bikin blog, jawabannya tidak sempat. Yang lainnya lagi saya tidak tahu.

http://urip.wordpress.com/2007/01/17/

guru-tidak-tertarik-dengan-bloginternet/

 

DUNIA ALA THE MATRIX

Sudahkah anda menonton film berjudul “The Matrix”? Sebuah karya produsen film dari Hollywood, ataupun membaca novelnya yang beredar? Kalau belum, mungkin ada sisi positifnya jika anda membaca atau menonton karya itu, jika dilihat segi filsafatnya. Bagi yang sudah melihat karya tersebut, adalah sebuah anugrah jika anda bisa mengambil hikmahnya―tentunya selain aliran jalan cerita dan efek-efek animasinya. Hikmah yang saya maksud seperti yang sebut di atas adalah sebuah filosofi dibalik skenario film The Matrix. Kalau anda masih belum bisa mengambil sebuah hikmah di balik film The Matrix, maka saya dalam tulisan ini mencoba untuk mengungkap filosofi (pemikiran) di balik skenario film The Matrix.

Sebelum mengungkap filosofi di balik film ini, saya coba mengulas singkat jalan cerita skenario film The Matrix. Skenario film ini bermula ketika seorang hacker yang dikenal sebagai Neo ingin mencari kebenaran sebenarnya apa sedang terjadi di dunia ini yang kadangkala ia rasakan hidupnya berjalan kadang seperti mimpi dan kadang adalah memang kenyataan di mana antara mimpi dan kenyataan saling bersambung, dan juga menurutnya ia hidup di masa sekitar akhir abad ke 20. Karena interaksinya dengan dunia cyber, seorang bernama Morpheus bersama kelompoknya ingin menolong Neo agar mengetahui hakikat sesungguhnya hidup yang ia jalani sekarang.

Singkat cerita Neo akhirnya bertemu Morpheus, dan Neo akhirnya setuju untuk mengikuti kelompok Morpheus agar mengetahui rahasia di balik keanehan hidup yang dijalaninya. Setelah itu Neo akhirnya mengetahui hakikat hidup sebenarnya yang membuatnya terkejut tak percaya bahwa sebenarnya ia hidup di sekitar abad ke 22―di mana masa itu bumi telah dikuasai mesin cerdas bernama Matrix yang menguasai manusia dengan memberi mesin simulasi (mimpi) untuk membuat dunia virtual reality (realita maya) bagi manusia semenjak bayi sampai mati, di mana mesin Matrix selalu mengawasi kehidupan manusia agar tidak mengetahui hakikat rahasia hidupnya. Tujuan mesin Matrix tidak lain adalah untuk kelangsungan hidupnya sebagai mesin yang memerlukan panas tubuh manusia sebagai sumber energi (baterai). Itulah inti dari pokok yang akan saya coba bahas dalam tulisan ini, yaitu tentang hakikat kehidupan yang kita jalani sekarang apakah bisa disamakan dalam sudut pandang yang sama dengan apa yang dikisahkan film “The Matrix”. Marilah kita sama-sama memikirkannya.

Menurut penemuan-penemuan ilmiah teknologi modern menunjukkan bahwa ‘dunia luar’― alam semesta ―yang kita rasakan sebenarnya adalah hasil dari kerja otak yang telah distimulasi oleh sinyal-sinyal elektrik yang dikirimkan oleh organ-organ indera kita. Marilah kita simak bagaimana indera kita bekerja. Sebagai contohnya, kita teliti bagaimana kita melihat. Pekerjaan melihat berlangsung secara progresif. Sekumpulan cahaya (foton) berjalan dari objek ke mata melalui lensa yang berada di depan mata di mana mreka direfraksikan dan jatuh terbalik pada retina yang terletak di bagian mata. Di sini, cahaya yang menimpa retina diubah menjadi sinyal-sinyal elektrik yang kemudian ditransmisikan oleh neuron ke sebuah titik kecil yang disebut sebagai pusat penglihatan di belakang otak. Pekerjaan melihat sebenarnya berlangsung di titik kecil ini yang gelap gulita dan terisolasi dari cahaya. Pekerjaan melihat ini persis sebagaimana cam recorder bekerja untuk merekam ‘dunia luar’ lalu ditampilkan dalam sebuah layar (pusat penglihatan). Begitu juga ‘pekerjaan’ yang lain sebagaimana kita mendengar suara, merasakan rasa di lidah, mencium bau dan merasakan panas, dingin, lembut, kasar dan rasa sakit pada tubuh. Setiap indera berfungsi sebagai pemasok informasi kepada otak. Sedangkan otak berfungsi sebagai ‘alat perekam’ semua informasi itu lalu ditransmisikan oleh neuron ke titik-titik pusat penglihatan, pusat pendengaran, pusat penciuman, pusat pengecap rasa, pusat perabaan dan pusat rasa lain―misalnya rasa lapar, haus, kenyang dan kembung. Jika salah satu atau sebagian syaraf-syaraf titik-titik pusat penginderaan ini putus atau rusak maka kita tidak akan merasakan dunia sebagaimana yang kita anggap ada! Artinya bahwa keseluruhan dunia yang kita rasakan ini―yang sebenarnya berada di dalam otak kita yang berupa sinyal-sinyal listrik― tidak lebih daripada dunia persepsi. Menyadari hal ini, Bergson dalam bukunya Matter and Memory (Zone Books, New York, 1991), dalam kesimpulannya mengatakan: “Dunia dibangun dari gambaran-gambaran, gambaran-gambaran ini hanya berada dalam kesadaran kita; dan otak adalah salah satu dari gambaran-gambaran ini”.

Cinta Orangtua yang Kaya dan Terus-menerus Bagi Anak

melalui cinta kasih orangtua, anak-anak memperoleh rasa aman yang pertama dalam dunia yang serba asing ini. Cinta yang mengikat ini berarti menerima anak dalam keadaan baik maupun nakal. Anak-anak sangat peka terhadap perasaan ditolak. Untuk merasa aman anak- anak perlu dipeluk, dicium, dan diberitahu bahwa mereka dikasihi. Cinta menolong anak menghadapi apapun yang akan terjadi.

Seorang dokter bertanya pada seorang anak perempuan, “Apa arti rumah untukmu?” Si anak menjawab, “Rumah ialah tempat di mana kamu pergi setelah hari gelap.” Anak yang dapat kembali ke rasa aman dari rumah yang penuh cinta kasih bila hari telah gelap adalah anak yang diberkati. Betapa menyedihkan karena ternyata untuk sejumlah besar anak, rumah juga berarti gelap.

Perasaan

Bila pengaruh pikiran sangat kuat terhadap perasaan kita, berarti kita orang faktual, orang yang selalu bertindak atau bersikap berdasarkan fakta. Tetapi bila pengaruh pikiran sangat lemah terhadap perasaan kita, maka kita termasuk orang sensitif.

Orang faktual biasanya lebih mampu mengendalikan perasaan. Soalnya, pikirannya mampu mengolah fakta-fakta yang terekam di otak secara lebih mendetil sebelum dimasukkan ke “hati”. Sebaliknya, orang sensitif akan cenderung emosional, karena biasanya pada saat merespons realitas yang tengah dihadapi, pikirannya tidak mengolah kembali fakta-fakta yang terekam di otak, akan tetapi langsung memasukkannya ke dalam “hati” apa adanya. Ia mengolah informasi dengan perasaannya.

Untuk memperjelas, ambilah contoh seseorang tanpa sengaja melihat kekasihnya tengah duduk berdua dengan orang lain yang berlainan jenis kelamin dan tidak ia kenal. Bila dia orang sensitif, otaknya merekam semua kejadian yang dilihatnya. Pikirannya tidak mengolah melainkan langsung meneruskannya ke dalam “hati” untuk diolah. Karena “hati”-nya yang mengolah, ia mungkin segera mendatangi mereka dan tanpa babibu langsung melayangkan bogem mentah.

Sebaliknya, bila ia seorang faktual, kejadian-kejadian tadi direkam di otaknya, diolah terlebih dahulu oleh pikiran sebelum diteruskan ke “hati”. Pikirannya akan membuat pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan. Bila kekurangan data, maka ia akan menghasilkan kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya, kemungkinan orang lain itu adalah saudara atau sahabat kekasihnya. Atau mungkin pula teman selingkuh kekasihnya. Kemungkinan-kemungkinan itu kemudian diteruskan ke “hati” sebagai perasaan ingin tahu. Karena pertimbangan pikiran inilah ia mungkin akan mendekatinya untuk mencari tahu hal sebenarnya, ketimbang langsung menghakimi.

Proses itulah yang menyebabkan orang faktual cenderung tenang, penuh perhitungan, dan mampu mengendalikan diri. Sebaliknya, orang sensitif cenderung cepat gelisah, tergesa-gesa dalam mengambil kesimpulan, tidak sabar, dan sukar mengendalikan diri.


Maret 2008
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31  

Komentar Terbaru

andrieveputz pada Cara Meningkatkan Daya Ko…
Landy pada Cara Meningkatkan Daya Ko…

Blog Stats

  • 10.500 hits